Rabu, 10 Juni 2009

Puisi Kontemporer

puisi kontemporer adalah puisi yang lepas dari aturan-aturan pokok penulisan puisi. puisi kontemporer kebanyakan mengungkapkan hal-hal atau topik yang memasyarakat dengan bebas, terbuka, dan tidak "muluk-muluk" seperti pada penulisan puisi konvensional yang sarat akan aturan-aturan penulisan puisi.

puisi kontemporer muncul sekitar tahun 1980-an. Sedangkan pemrakarsanya yang terkenal antara lain, Sutardji Calzoum Bachri, Darmanto Yatman, Taufiq Ismail, Abdul Hadi W.M., Ibrahim Sattah dan Hamid Jabbar. Para perilis puisi kontemporer tersebut beranggapan bahwa puisi konvensional tersebut "ribet" dengan segala aturan-aturannya. Puisi kontemporer memang terkesan bebas, struktus penulisannya terkesan "seenaknya" dan tidak aturan. Tapi seperti kata pepatah "Don't you look book from the cover", puisi kontemporer tetap mengandung pesan-pesan moral yang justru memiliki "nilai lebih" karena tema yang diangkat adalah tema tentang kehidupan dan kejadian di dalam masyarakat.

Di era kejayaannya, para seniman puisi kontemporer telah menghasilakan karya-karya yang tidak dapat dipandang sebelah mata oleh masyarakat pada umumnya dan para pecinta puisi pada khususnya. seperti, JADI (Sutardji Calzoum B.), Duka (Ibrahim Sattah), Communication GAP (Remi Sylado), dan masih banyak lagi lainnya. Namun, karya yang paling melegendaris dan sensasional adalah "Puisi Mbeling".

Tidak seperti "Tong Kosong Yang Berbunyi Nyaring", puisi kontemporer dibuat bukan untuk mencari sensasi atau ingin sekedar tampil beda belaka. Tapi memiliki maksud-maksud yang antara lain adalah mendobrak cara penulisan puisi konvensional serta menyampaikan kritik yang dimaksudkan untuk mengajak pembaca melakukan refleksi yang ending-nya pembaca melakukan perbaikan.

Berikut contoh puisi kontemporer:
COMMUNICATION GAP
(Remy Sylado)

COMMUNICATION GAP
(Remy Sylado)

Ya
TUHAN
Tuhan Tuhan Tuhan
Tuhan
Tu
Han
Tu
han
Hantu
Hantu Hantu
Hantu Hantu Hantu
HANTU
Ay

0 komentar: